Loading...

Informasi Layak Anak

GENERASI SINGKONG DIERA DIGITAL

Oleh : wiwin asriningrum

“ Aku suka singkong, kau suka keju  “ sepenggal  syair  lagu yang pernah sangat popular diera tahun 1980an. Namun sekarang lagu itu tak pernah terdengar lagi. Kuno atau jadul. Dikisahkan dalam lagu yang dipopulerkan oleh Ari Wibowo kala itu adalah tentang kesederhanaan dalam  menjalani dan memandang hidup. Bisa jadi hal ini sudah sangat langka diterpa dengan adanya globalisasi,millennium,atau sederet kalimat yang menggambarkan tentang kecanggihan zaman ini. Hingga terkadang seseorang lupa dengan keaslian daerahnya sendiri bahkan hidup sederhana layaknya anak singkong itu.

Pengaruh hedonisme,westerinisasi menjadi sangat viral dalam mendidik anak jaman digital seperti ini. Anak diajarkan segala sesuatunya serba instan dengan semua hal serba canggih. Hingga keperluan apapun menggunakan layanan IT (Information and Technology) Saking hobinya menggunakan IT tersebut hingga orang tua pun mendidik anak hanya lewat IT  juga. Semua lewat gadget atau sejenisnya untuk mengendalikan anak-anaknya. Ketahuilah wahai orangtua  anak-anak kita bukan robot yang dikendalikan menggunakan IT. Jadi HENTIKAN cara itu….!

Filosofi Generasi Singkong

Singkong itu melambangkan kesederhanaan, menerima segala sesuatunya, qona’ah, apa adanya, dan jauh dari sikap konsumerisme atau kemewahan sesaat. Ketika  bangsa sedang dilanda krisis ekonomi yang berimbas pada fluktuasi harga barang dan sembako, dan berujung pada rendahnya daya beli masyarakat, maka rakyat diajak untuk mengencangkan  tali pinggang atau hidup sederhana misalnya  dengan mengkonsumsi singkong.

Dalam kondisi yang demikian, singkong pun bisa menjadi pilihan yang tepat untuk bertahan karena memang harganya yang murah meriah dan bisa didapatkan di mana saja. Siapapun tentu kenal baik dengan singkong. Tanaman ‘kaum kecil’ ini boleh dikatakan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Bukan semata umbinya yang bercita rasa khas, namun daun singkong pun bisa diolah menjadi sayuran yang sangat nikmat. Tanaman singkong relatif mudah tumbuh di hampir semua daerah. Tumbuhan yang berasal dari Amerika ini mudah sekali ditanam,  banyak ditanam di pekarangan, tanggul, ataupun sawah.

Pesan Moral dari Singkong adalah saat menjalani hidup janganlah mudah menyerah, jadilah seperti singkong jika mendapatkan cobaan. Jadilah orang yang lebih baik, lebih kuat dan tegar sehingga mampu mengalahkan cobaan tersebut.  Selain itu jadilah seperti singkong jika bersikap, singkong itu alami, murah dan mudah didapat dimana saja. Orang yang alami dan tidak sombong akan memiliki ketahanan yang lebih lama ketimbang orang yang penuh dengan kesombongan . Sikap alami dan rendah hati akan lebih diterima orang lain dengan baik.  Anak Singkong ditandai dengan segala sesuatu yang sederhana. Jika melihat filosofi singkong tersebut maka, sebagai orang tua yang bertanggung jawab dan peduli pada anugerah dan titip Tuhan,  hal yang terbaik adalah dapat mendidik anak sesuai filosofi pohon singkong ini.

Pola Asuh anak dengan KESEDERHANAAN

Anak adalah titipan Tuhan yang harus kita jaga dan kita didik sedemikian rupa agar setelah mereka besar dapat menjadi orang yang berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara serta dapat membahagiakan dan membanggakan orang tua yang telah susah payah membesarkannya dengan cinta dan kasih sayang.Anak merupakan masa depan keluarga bahkan bangsa oleh sebab itu perlu dipersiapkan agar kelak menjadi manusia yang berkualitas, sehat, bermoral dan berguna bagi dirinya, keluarga dan bangsanya. Seharusnya perlu dipersiapkan sejak dini agar mereka mendapatkan pola asuh yang benar saat mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan. Pola asuh yang baik menjadikan anak berkepribadian kuat, tak mudah putus asa, dan tangguh menghadapi tekanan hidup.

Mendidik adalah tanggung jawab besar sebab dengan mendidik dapat memberi teladan baik dan mengajarkan sesuatu sesuai kebenaran. Dengan kesederhanaan ajarkan anak-anak agar dapat menempatkan diri dengan benar. Beretika dan estetika sesuai dengan umur dan kesopanan. Berbusana benar hingga tidak menimbulkan hal buruk. Saat fondasi anak kuat dengan teladan orang tua yang baik maka anak tidak akan mudah terbawa arus globalisasi yang dapat melunturkan budaya baik yang diajarkan oleh orang tuanya. Menjadi manusia harus bermanfaat untuk diri sendiri, orang tua,dan sekitarnya dapat merasakan kebaikan karena keteduhan tutur kata dan tingkah lakunya. Hingga hidupnya dapat bermanfaat untuk kebaikan.

Diera digital yang serba canggih, ajarkan anak untuk beribadah,bercengkerama dan menceritakan hal yang telah terjadi padanya setiap hari. Mengajak mereka ngobrol tanpa intimidasi target dalam hidupnya. Misalnya kamu harus nurut,kamu harus pintar,kamu harus belajar ,kamu harus ini dan itu, yang ujungnya hanya membuat anak tertekan dan marah . Sehingga mereka akan mencari pelarian diluar untuk mendapatkan kebahagiaan.  Kebahagiaan yang sejati adalah berasal dari rumah,

Rumah yang nyaman tanpa kekerasan, orang tua yang santun dan hangat merupakan tempat terindah bagi generasi untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Bukan baju yang tendy, HP terkini, Laptop Mahal, Sepatu ter oke, Motor yang keren atau sederet limpahan materi yang anak butuhkan. Namun sapaan udah makan nak? Gimana sekolahmu hari ini? Yuk kita nonton bareng? Kenapa kamu sedih nak? Ada apa PR mu nak? Sederet pertanyaan itu yang mereka ingin dengar …Bukan guru les dengan selonggok jadwal les yang padat hingga tak ada waktu mereka untuk bermain. Itu bukan solusi….Tapi itu adalah pemaksaan orang tua untuk anaknya. Itu kemauan orang tua bukan anak. Anak butuh bermain petak umpet, main congklak atau sekedar main sepeda permainan tradisional yang menyehatkan bukan GAMES yang membuat mereka kecanduan. Waktu dan juga uang.

Rumah merupakan landasan dasar, sedangkan dunianya adalah sekolah maka bagi anak atau remaja hubungan yang paling penting selain dengan keluarganya adalah dengan teman sebaya. Anak membutuhkan dukungan dari orang tuanya yang sekaligus harus berfungsi sebagai pelindung disaat ia mengalami krisis, baik dalam dirinya atau karena faktor luar. Pada masa ini penting sekali sikap keluarga yang dapat berempati, mengerti, mendukung dan dapat bersikap komunikatif dua arah dengan sang remaja dalam pembentukan identitas diri remaja itu.

Dimana orangtua ketika anaknya butuh perhatian dan dukungan ? Ketahuilah bahwa Ke SINGKONG an itulah yang dapat mengembalikan moral bangsa ini untuk menjadi bangsa yang bermartabat dan kembali pada identitas Pancasila dengan budi pekerti yang luhur.  Keluarga memiliki peran penting dalam pembentukan karakter anak dan kepribadian yang baik. Rumah merupakan kelompok kecil dalam membentuk budi pekerti atau perilaku seseorang. Keharmonisan keluarga sangat menentukan baik buruknya perilaku dan karakter anak.Karena pembentukan karakter anak dimulai dalam keluarga. Pendidikan/pembelajaran dengan contoh yang diberikan pada anak  sejak dini sehingga akan menentukan kehidupan anak selanjutnya bahkan sampai dewasa. Kesadaran  untuk hidup baik, jujur, sederhana dan bertanggung jawab harus kita tanamkan sejak dini diawali dalam keluarga ,para orang tua /orang –orang dewasa harus dapat memberi contoh yang baik dan benar.

Wahai orang tua, masihkan cara didik westernisasimu akan terus kau pertaruhkan. Jangan pernah menyesal jika generasimu tak kenal dirimu dan bangsamu. Singkong sederhana namun dapat mendunia. pola asuh  dan pembinaan sangat berpengaruh dalam pembentukan kepribadian anak. . Mari Jadikan GENERASI MUDA menjadi Generasi hebat ,berprestasi dan bertanggung jawab untuk memajukan INDONESIA. Masihkah berfikir anak singkong tidak bisa modern? Jawabnya ada dihati kita….

GURU SMP NEGERI 1 SANGGAU